Pages

Welcome to my blog

Welcome to my blog

"If you want to change your life you need to change how you think and change what you do"

Welcome to my blog

Di sini tempatnya moms, new moms, atau moms wanna be berbagi cerita

Monday, January 7, 2013

Menjaga Hubungan Dengan Keluarga Suami Agar Tetap Harmonis


Dalam membentuk keharmonisan rumah tangga memang memerlukan kesabaran. Menikah memang tidak hanya membentuk hubungan dengan seseorang saja, tetapi juga membangun hubungan dengan keluarga besar pasangan kita. Sebelum kita bicara soal bagaimana menjaga keharmonisan dengan keluarga suami nih, hal penting yang telebih dahulu perlu dilakukan suami istri dalam membentuk keharmonisan adalah kompak dulu dalam situasi apapun, saling menguatkan, dan motivasi dalam kebaikan. Setuju kan yaaa...




Bicara soal keluarga suami, dalam hal ini ipar dan mertua sedikit banyak akan memberikan pengaruh terhadap kehidupan rumah tangga kita, baik positif ataupun negatif. Aku udah banyak mendengar nih, terutama dari para new mommies, tidak jarang terjadi perselisihan antara ipar, sesama ipar, ataupun dengan mertua. Rasanya ini bukan hal yang aneh dan sudah menjadi rahasia umum yaa...Beda versi cerita aja, tapi pada intinya sih sama aja. Tidak jarang juga hal ini menjadi batu sandungan untuk para kaum hawa yang baru menyandang status istri atau new mommy, yang sepertinya lebih tertekan dengan situasi seperti ini. Maklum ya wanita perasaannya lebih sensitif ^_^



Kehidupan berumah tangga itu kan terus berlangsung terus menerus dan sampai akhir hayat (Ammmiinnnnnn....). Jadi, kalo menurut aku sih ya sebagai istri sebaiknya (mulai) harus bisa menjaga hubungan dengan keluarga suami agar tetap harmonis. Disini aku mau membagikan beberapa tips yang aku baca dari beberapa artikel dan bisa diterapkan bagi kaum hawa yang baru menjadi istri atau new mommies, termasuk aku. Silahkan disimak yaa...

1.       Kendalikan diri sari sifat mengeluh dan selalu berpikir positif
Apa yang kita ucapkan akan semakin memperkuat kita dalam kalimat tersebut. Gantilah kalimat-kalimat negatif kita dengan kalimat positif, misalnya “kita nyaman, kita bahagia”, “kita sama baiknya kok dengan ipar” dan sebagainya. Memang hal ini memerlukan latihan. Karena sebelum lisan kita terbiasa mengucapkan kalimat positif yang harus kita lakukan adalah mengubah pola pikir kita. Lihatlah segala sesuatu dari sisi positifnya. Pemikiran yang positif akan menghasilkan perkataan yang positif, dan pada akhirnya akan menghasilkan situasi/kondisi yang positif bagi kehidupan rumah tangga kita.

2.       Jadilah motivator untuk suami dan anak-anak
Berikan terus dukungan kepada suami agar merasa nyaman dengan kehidupannya sekarang. Hiburlah suami dan berikan motivasi dikala merasa sedih atau kurang percaya diri agar selalu semangat menjadi kepala rumah tangga. 

Selain suami, juga jadilah motivator bagi anak-anak. Perlihatkan, bahwa kita sebagai istri nih adalah orang yang tegar dalam menyikapi segala persoalan. Hiburlah mereka dengan kalimat positif. Beri dukungan agar tetap menjalin hubungan baik dengan eyang dan saudara yang lain. Ajarkan bahwa mereka adalah orang yang tetap harus dihormati walau ada sikap yang tidak benar. Ajarkan pula sifat memaafkan dan berbesar hati.

3.       Selalu berpandangan kedepan
Hindari memperbesar masalah dengan mengungkit-ungkit masa lalu, terutama hal yang menyakitkan hati. Inilah cara tepat dalam membentuk keluarga yang harmonis. Selalu berpandangan ke depan.

4.       Fokus pada rumah tangga kita masing-masing
Kehidupan rumah tangga tiap pasangan itu kan berbeda dan sifatnya dinamis. Setiap permasalahan didalamnya juga diselesaikan dengan cara yang berbeda oleh pasangan suami-istri, tidak bisa disamakan. Jadi, sebaiknya kita, terutama para istri nih fokus saja dengan urusan rumah tangga kita. Selesaikan permasalahan rumah tangga kita berdua dengan pasangan. Tapi, kalo dirasa permasalahannya tidak bisa diselesaikan berdua, ada baiknya minta saran orang tua, mertua, atau ipar. Tapi itu pilihan terakhir lho yaa...

Kita juga sebagai outsider nih (dalam hal ini sebagai ipar) juga harus tau batasan. Sebaiknya tidak ikut campur dalam urusan rumah tangga ipar kita. Jadi, rasanya gak perlu lah ya selalu mau tau urusan rumah tangga ipar kita, apalagi untuk urusan dapur dan dompetnya. Kecuali, jika kita sebagai ipar diminta oleh mereka sendiri, barulah kita memberikan saran yang sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi. Apapun yang terjadi (baik ataupun buruk) di dalam rumah tangga suatu pasangan, itu sudah menjadi tanggung jawab dan wewenang suami-istri tersebut.

5.       Berikan batasan
Tidak jarang juga sih yaaa ada ipar atau mertua yang mau tau segala urusan rumah tangga kita. Entah itu karena hanya ingin tau, iri, atau karena hal yang lainnya. Untuk situasi seperti ini, suami istri mesti kompak lho dan pintar-pintar memberi batasan. Memberikan batasan disini bukan berarti kita menjauh dari mereka lho yaa...Kita hanya memilah dan memilih mana hal-hal yang memang bisa disampaikan kepada ipar atau mertua dan mana yang cukup disimpan berdua. Karena seandainya kita menyampaikan semua (dengan maksud berbagi), tidak selamanya lho memberikan dampak yang baik. Tidak jarang yang tadinya niat kita baik, malah tersampaikan tidak baik menurut mereka. Jadi, alangkah baiknya kita pintar-pintar memberi batasan mana yang harus dipublish ke keluarga besar dan mana yang cukup diketahui berdua dengan pasangan.

6.     Tinggal terpisah dengan ipar dan mertua
Kalau sudah berumah tangga, gak jarang semua urusan jadi lebih sensitif. Berbeda dengan waktu pacaran dulu. Itu benar adanya. Bisa dibayangkan dua manusia, perempuan dan laki-laki yang berbeda karakter, latar belakang, dan pemikiran harus tiinggal dalam 1 atap. Pastinya satu sama lain perlu waktu untuk saling menyesuaikan. Susah-susah gampang lho dan gak jarang menimbulkan konflik diantara keduanya. 
Nah,kalo ditambah lagi mesti tinggal 1 atap dengan ipar dan suami, hhmmm kalo aku sih gak kebayang ya gimana jadinya. Sebaik apapun hubungan kita dengan ipar atau mertua, lebih baik tinggal terpisah dengan ipar atau mertua. Jadi, kalaupun memang harus terjadi konflik dengan pasangan, ya hanya kita berdua yang tahu. Selain itu, hubungan kita yang dari awal memang sudah terjalin dengan baik dengan ipar atau mertua, akan tetap baik adanya.

Jadi teringat pesan dari ibu-ibu yang sudah menikah lama dan pastiya lebih berpengalaman dibandingkan aku. Beliau cuma kasih tau aku seperti ini (waktu itu aku belum nikah lho yaa), "yang namanya perempuan itu kalo sudah menikah ada baiknya punya dapur sendiri". Saran dari beliau ini memang ada benarnya juga. Yang namanya dapur (dalam arti sebenarnya) kalo menurut aku nih adalah wilayah teritorinya seorang istri/ibu dalam rumah tangga. Hari ini mau masak apa, piring kotor sudah dicuci atau belum, lantainya sudah dipel atau belum, kulkas kondisinya kosong atau penuh dengan stok makanan, dan lain sebagainya adalah hal-hal yang kita tentukan sendiri. Sepele sihhh....tapi lain cerita kalau dapur kita mesti jadi satu dengan ipar atau mertua. Iya gak? Memang ada benarnya tinggal terpisah dengan ipar dan mertua...


7.       Rendah hati, hormat, dan tetap jalin silahturahmi dengan ipar dan mertua
Seperti yang aku bahas sebelumnya, kondisi setiap rumah tangga itu berbeda lho baik rejeki, kedudukan, serta permasalahan yang terjadi di dalamnya. Apapun itu bisa saja jadi sumber masalah atau dipermasalahkan bagi ipar atau mertua. Tetaplah bersikap rendah hati dan tidak sombong. Hormati ipar dan mertua kita dengan cara bertutur kata yang sopan dan halus, tidak menghakimi, tidak menyindir, dan sebagainya. Dan yang pasti tetap jalin tali silahturahmi dengan mereka yaa..

8.       Berbesar hati dan menghindar dari situasi yang tidak menyenangkan
Dikarenakan kondisi tiap rumah tangga itu berbeda, kadang ada aja ya baik ipar atau mertua yang merasa tersaingi atau membanding-bandingkan yang satu dengan yang lainnya. Nah, kalau situasinya memang sudah jelas-jelas tidak menyenangkan, tersenyum dan berbesar hatilah. Kembali ke poin No.1, berusaha kendalikan diri & tetap berpikir positif. Dan sebaiknya hindari situasi seperti ini, ya kalau perlu ditinggalkan (dengan cara yang baik tentunya yaa). Misalnya bisa dengan mengalihkan pembicaraan ke hal yang lain, diam dan tersenyum, atau jika suasananya memang memanas, sebaiknya ditinggalkan dulu untuk sementara waktu untuk menghindari pertengkaran. 



Semoga artikel yang aku baca dan sadur dari berbagai sumber ini dapat membantu para new mommies (sama seperti aku) yang baru memulai kehidupan berumah tangga yaa... Buat mommies yang jauh lebih expert pengalaman berumahtangganya, boleh dong share juga tips dan trik nya untuk menjalin hubungan dengan keluarga suami agar tetap harmonis.

Regards,

Mama Kyara


 photo bannerds-kuning-merah_468x60_zpse0b17276.gif

3 comments:

  1. Setelah aku membaca artikel di atas sangat membatu sekali buat saya. thanks gan udah berbagi

    ReplyDelete
  2. Kebetulan Ane juga baru nikah nih. dengan adanya artikel ini sangat membantu. terimakasih sob

    ReplyDelete
  3. hal seperti di atas sama persis yang seperti yg saya alami.
    memang tidak mudah gan, menjaga hubungan istri dan kluarga ipar,
    bertawakal dan berdoa supaya smuanya di bukakan pintu hati demi menuju keluarga kecil dan kluarga yang harmonis.

    Yakinlah: ”inna ma’al ’ushri yusro”, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan..! amin.


    ReplyDelete