Pages

Welcome to my blog

Welcome to my blog

"If you want to change your life you need to change how you think and change what you do"

Welcome to my blog

Di sini tempatnya moms, new moms, atau moms wanna be berbagi cerita

Tuesday, August 7, 2012

Masaaaakkk?? Tidaaaaaakkk!!!


Serunya menjalani kehidupan sebagai pengantin baru, terutama bagi seorang perempuan. Statusnya kini berubah menjadi seorang istri yang mulai disibukkan dengan pekerjaan rumah tangga. Berikut cerita seru dari teman saya, Ika Kartikawati yang baru menjalani perannya sebagai seorang istri. Kita simak ceritanya sama-sama yukk..Sepertinya new mom wanna be ini perlu masukan dari para mommies.

Menurut sebagian besar laki-laki, seorang istri yang menjadi dambaan suami itu antara lain harus memiliki syarat: baik, setia, penyayang, penyabar, akur sama mertua dan pintar memasak.

Sebelum menikah saya sempat galau, benarkah menjadi istri harus pintar memasak? Sadar diri karena untuk kriteria yang satu ini saya nyaris tak memilikinya. Tapi kalau disuruh masak air atau mie instant rebus? Jangan bilang gosong ya ^_~
Terbersit di benak saya, kalau pasangan saya tahu, saya ini tak bisa masak, jangan-jangan dia mundur teratur! Duuh, gimana nih? Apalagi kalau pasangan saya itu menuntut istrinya pintar memasak. Waduh, pastinya saya gagal total jadi kandidat istrinya!

Sejak lulus sekolah kemudian kuliah, saya jarang ‘nyenggol’ yang namanya kompor. Berlama-lama di dapur saja sudah bikin saya keringatan, apalagi kalau harus memasak? Haduuuh kebayang semua peralatan dapur harus keluar. Dengan hasil yg memprihatinkan. Karena memasak itu menurut saya membutuhkan koordinasi, bagaimana caranya mencampurkan segala macam bumbu -yg entah apa saja nama dan fungsinya- dengan takaran yg pas dan waktu yg tepat agar kematangan dan cita rasa serta vitamin yg terkandung di dalamnya tetap terjaga (haiaah!!). Jangan lupa pake tameng supaya ga kecipratan minyak. Hadooh ribet ya.  Harus diakui, menjadi seorang perempuan itu kodratnya memang harus pandai mengurus anak dan suami serta tangkas dalam urusan pekerjaan rumah tangga, termasuk masak-memasak.

Bersyukur saya menemukan laki-laki yang bersedia menerima segala kekurangan saya ini. Sejak masa pendekatan dulu, saya berusaha bersikap terbuka jujur mengatakan apa adanya, bagaimana diri saya, keluarga saya dan pekerjaan saya. Saat tahu saya tak bisa memasak, ternyata ia tak mempermasalahkan hal itu.

Setelah menikah, ternyata ketrampilan memasak ini mau tak mau harus dikuasai. Apalagi tidak ada asisten rumah tangga, meskipun terasa berat karena tak pintar memasak (tidak bisa memasak lebih tepatnya), namun saya tetap HARUS bisa bergelut dengan urusan dapur. Tak mungkin bila setiap hari harus membeli makan di luar, atau mencuci baju dengan menggunakan jasa laundry. Pekerjaan itu tetap HARUS BISA dikerjakan oleh perempuan.

Kenyataan inilah yang akhirnya memaksa saya untuk belajar memasak. Meskipun tak pintar memasak (sekali lagi, tidak bisa), setidaknya sebagai seorang perempuan, saya harus BISA memasak. Salah satu upaya saya adalah dengan membeli buku resep masakan. Walaupun ribet juga masak sambil bolak balik buku resep atau scroll atas bawah layar HP. Yang mengherankan adalah kebanyakan buku resep ketika memberikan takaran untuk garam atau bumbu lainnya selalu menggunakan kata “secukupnya”. Plis deh bisa lebih spesifik ga? Karena ketika memberikan takaran garam yg menurut saya cukup, semua bilang kurang asin. Lalu dimanakah standar “secukupnya” itu berada?

Ternyata, memasak itu pekerjaan yang lumayan melelahkan. Belum lagi harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga lainnya. Piring dan cucian kotor bertumpuk, pakaian yang belum disetrika pun menggunung! Ohhh tidaakk!!
Meskipun hasil masakan saya ala kadarnya dan ’sangat memprihatinkan’, namun setidaknya saya berusaha melakukannya. Masakan pertama rasanya tak karuan, masakan kedua agak gosong, ketiga kurang asin, dan keempat kuahnya kering. Coba lagi, lagi dan lagi. Toh, yang makan hasil masakan kan suami bukan saya hohohoho :evil grin

Menjadi perempuan bekerja sekaligus menjadi istri (apalagi nanti setelah punya anak), ternyata ketrampilan memasak ini MUTLAK dibutuhkan. Meskipun pasangan kita tak mempermasalahkan atau menuntut istrinya harus pintar memasak, namun setidaknya sebagai perempuan, kita harus bisa mengerjakannya terutama saat tak ada orang yang membantu kita di rumah.

Yuuuuk kita belajar memasak!

Written by : Ika Kartikawati on Tuesday, 7 August 2012 at 10:57

Kyara kok susah makan yaaa?!

Usia Kyara menginjak 16 bulan sekarang dan mulai deh susah makan. Belakangan ini tiap kali makan, awalnya sih ditelan, lama kelamaan disebul dengan bibirnya yang lucu itu. Lucu sekaligus menjengkelkan juga sih...Mama khawatir berat badan Kyara nanti malah turun atau malah sakit kalo makannya susah begitu. Mbah sama tantenya Kyara sampai geregetan kasih Kyara vitamin penambah nafsu makan. Tetep aja begitu ketemu nasi, disebul lagi disebul lagi. Tapi, tiap kali ada makanan atau minuman yang menurut dia baru, langsung dilahap sampai habis. 

Kyara juga manusia, sama seperti kita orang dewasa, pasti dia punya alasan untuk menolak makanan. Begitupun mungkin dengan buah hati mommies saat ini. Menurut detikFood ada beberapa alasan yang menyebabkan buah hati kita susah makan. Kita simak sama-sama yuk,moms:

1. Banyak Ngemil
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak yang baru mengenal makanan akan lebih sering mengemil. Apalagi jika camilannya menyenangkan. Jika ingin anak Anda makan dengan lahap pada jam makan, jangan berikan banyak camilan atau pilih camilan rendah kalori.

Hhhmmm....Kyara senang dengan cemilan, apalagi yang namanya Jelly. Sebungkus (isi 10 pcs) bisa dihabiskannya sendiri sekali makan. No wonder Kyara jadi susah makan nasi.


2. Banyak Minum Susu
Ukuran lambung anak lebih kecil dari orang dewasa. Sebaiknya jangan berikan susu atau minuman lain dalam porsi yang besar, karena membuat anak merasa kenyang lebih lama.

Coba mama ingat-ingat kembali....Iya dalam satu bulan Kyara bisa habiskan 3 kotak susu (berat 900 gram). Seingat mama, Kyara takaran ini dulu waktu Kyara di bawah umur 6 bulan. Untuk usia 16 bulan yang sudah mulai makan ini dan itu, ternyata banyak juga ya. Mungkin ini juga jadi penyebab Kyara susah makan.

3. Sakit 
Nafsu makan berkurang pada anak juga bisa terjadi jika si kecil sedang mengalami flu dan batuk yang merupakan gejala demam. Mulut yang terasa pahit secara otomatis membuat nafsu makan si kecil jadi berkurang.

Kalau alasan yang ini rasanya nggak deh. Sampai saat ini Kyara sehat-sehat saja.

4. Kurang Konsumsi Serat
Kurang konsumsi serat dan cairan bisa membuat si kecil sembelit. Saat seperti ini si kecil akan rewel dan sulit makan. Anda bisa memberikan lebih banyak minum air putih, buah dan sayuran kaya serat.

Alasan yang ini rasanya juga nggak deh karena Kyara suka sekali minum air putih, buah, dan sayuran. 


Sekarang mama sudah tahu kira-kira alasan Kyara susah banget makan. Saatnya mama harus putar otak nih supaya Kyara mau makan. Banyak cara untuk mengatasi anak susah makan, berikut saya informasikan tips untuk para mommies yang saya dapatkan dari berbagai sumber:

1. Coba sajikan makanan dalam porsi kecil.
Ingat, lambung si kecil belum mampu menampung terlalu banyak, jadi berikan makanan sedikit demi sedikit.


2. Variasi makanan.
Cobalah buat beberapa pilihan menu makanan, lalu biarkan buah hati Anda memilih makanan yang ia sukai. Biasanya anak lebih suka dengan makanan pilihannya. Jika perlu buat menu makan anak minimal selama 1 minggu untuk mempermudah ibu mengatur variasi makanan. Jadi tergantung pinter-pinternya ibu memberikan makanan bervariasi.


3. Sajikan dengan menarik
Setelah menyajikan banyak pilihan, sajikan dengan tampilan menarik. Jangan campur adukkan makanan. Pisahkan nasi dengan lauk pauknya. Hias dengan aneka warna dan bentuk. Jika perlu cetak makanan dengan cetakan kue yang lucu. Misalnya mencetak nasi goreng dalam cetakan teddy bear atau bebek kecil. Hal ini tidak hanya berlaku bagi si kecil. Orang dewasa sekalipun akan tertarik menyantap makanan yang dihidangkan secara apik.


4. Jadikan saat makan menyenangkan
Hindari mengancam, menghukum, atau menakut-nakuti anak agar ia makan lebih banyak. Ini akan membuatnya merasa bahwa saat makan merupakan saat yang tidak menyenangkan. Dan bukan tak mungkin menimbulkan trauma psikologis baginya.

Pahami kondisi anak dengan baik. Jadilah orang tua yang otoritatif. Artinya bersikap tidak memaksa, tetapi juga tidak membiarkan begitu saja. Bina komunikasi yang baik dengan anak. Bersabarlah menghadapi anak.

5. Makan teratur
Jadwalkan waktu makan dengan teratur, agar si kecil terbiasa dengan waktu makannya. Sama halnya dengan waktu tidur, mandi, dan sebagainya. Namun, jadwal pemberian makanannya harus dilihat lagi. Sebagai catatan, pemberian makan pada anak sangat individual sekali sifatnya. Ada anak yang makan sedikit tapi sering, namun ada juga makannya sesuai jadwal makan keluarga, yaitu 3-4 kali sehari.


6. Beri cemilan sehat
Setelah bisa berjalan, si kecil gemar bereksplorasi dengan lingkungannya. Apalagi ketika memasuki usia 2 tahun, aktivitasnya semakin banyak saja. Ini mungkin membuatnya sulit untuk duduk manis dan makan dengan tenang. Untuk menyiasatinya, berikan ia cemilan sehat dalam porsi kecil namun beragam. Misalnya saja bola-bola kentang isi wortel dan daging cincang, sus mini isi fla coklat, donat tabur keju, potongan buah, sayur kukus, keju, yoghurt, es krim, cake buatan ibu, dan sebagainya.



7. Minimalkan gangguan selama makan
Misalnya matikan televisi dan jauhkan buku atau mainan dari meja makan.


9. Libatkanlah anak anda untuk menyiapkan makanan.
Misalnya dengan meminta pertolongannya untuk mengambilkan buah atau sayur di swalayan maupun membantu menyiapkan meja makan. Selain itu, anak anda memerlukan contoh dari orang tuanya. Bila anda mengkonsumsi makanan sehat, maka anak akan mencontoh pola makan anda sebagai orang tua.


10. Hindari memberi iming-iming makanan penutup sebagai hadiah.
Hal ini dapat menyiratkan bahwa makanan penutup merupakan makanan yang paling enak dan baik untuk anak. Selain itu, dapat meningkatkan keinginan mengkonsumsi makanan manis bagi anak. Anda dapat memberikan makanan penutup selama 2 hari dalam seminggu, sedangkan pada pekan berikutnya tidak anda berikan. Buah, yogurt atau makanan sehat lain dapat anda ganti sebagai makanan penutup.

11. Batasi pemberian minuman di sela-sela waktu makan.
Minuman rendah lemak maupun jus buah segar memang penting untuk anak, namun bila anak terlalu banyak minum, tidak akan ada tempat yang cukup untuk makanan maupun kudapan sehat yang bisa masuk ke perut anak.



12. Kurangi minum susu
Di atas usia 1 tahun kebutuhan susu hanya 2 gelas sehari. Mulailah melatih anak dengan berbagai jenis makanan.


13. Ubah pola pikir orang tua 
Perhatikan dan ubah kebiasaan serta perilaku orang tua kapanpun, termasuk perilaku makan. Ingat, anak merekam, belajar & menerapkan semua hal yg ia dapat dari lingk sekitarnya, terutama ortunya. Biarkan anak mencoba memakan makanan sendiri sejak dini, tanpa disuapi. Gak perlu takut berantakan. Feeding is about learning.

Banyak juga ya tips yang bisa diterapkan untuk mengatasi anak susah makan. Yuk kita terapkan sama-sama. Semoga bermanfaat untuk mama dan para mommies. Selamat mencoba!!